“Sebuah novel tentang keyakinan, cita-cita dan persahabatan..”
Jika dalam Laskar Pelangi kita mendapati kejeniusan seorang Lintang dengan dominasi otak kirinya dan ledakan besar dari otak kanan Mahar, maka dalam buku kedua Andrea Hirata ini (Sang Pemimpi), kita akan dihadapkan pada kebaikan dan keberanian seorang Arai, juga ketulusan hati dan keluguan Jimbron.
Arai dan Jimbron adalah sahabat dekat Ikal selama mereka SMA di “SMA Bukan Main” Belitong, dari keduanya Ikal akan banyak belajar tentang perjuangan hidup, terlebih karena Arai dan Jimbron hidup sebatang kara tanpa orang tua dan saudara kandung di dekatnya.
“Biar kau tahu, Kal, orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!!” jelas Arai, yang dijuluki Simpai Keramat oleh orang Melayu karena ia orang terakhir yang tersisa dari klannya.
Ya, dari kekuatan mimpi-lah mereka akan menginjak masa depan yang bahagia, jauh lebih bahagia dari hidupnya selama ini.
***
Novel ini hanya akan memberikan ketakjuban sesaat tentang nilai cita-cita jika dipahami hanya sebatas karya biasa, namun akan makin memberi makna mendalam bagi pembaca setelah kita tahu bahwa cerita ini adalah terjadi dan benar dialami.
Kita dapat pelajaran berharga yang menggugah dari novel ini.
Sebuah Novel yang sarat makna hidup
Selamat Membaca.. [A.R.]