Sebuah Catatan; Iqbal
Lama aku berpikir mengapa aku harus
wisuda.. Berdiri bersama ratusan orang yang secara sengaja menginginkan gelar,
terbahak dan berseru mengagungkan satu pencapaian saat rektor memindahkan
kuncir toga kami dari kiri ke kanan. Lalu, bilakah wisuda hanya menjadi prosesi
sakral kaum akademisi?
Menjadi momentum kebahagiaan atas
satu proses pencapaian gelar yang disebut sebagai kuliah.. Tapi bilakah
momentum ini hanya dipandang sebagai momentum akhir dari satu pergulatan
panjang kaum cendekia bernama ‘mahasiswa’ tanpa melihat apa yang telah didapat
dan apa yang tidak didapat, lalu melekatkan mereka pada nilai akhir yang tanpa
disadari telah mengurutkan mereka secara kategoris sebagai pintar dengan
cumlaude, amat baik, baik dan buruk? Tidakkah kita cukup malu untuk merayakan
satu kemenangan hanya saat mahkota kebanggaan bernama toga kita kenakan? Karena
sungguhpun ini adalah gelar pertama dalam hidup yang aku peroleh, aku tak
bangga dan tak menginginkannya, jika sedikitpun itu tak berarti bagi orang
lain.. Pun tidak pada kebahagiaan yang dirasakan saat itu tercapai!