Andai ku yakini bahwa jerawat adalah keadaan yang begitu menyebalkan, maka tentu sudah sejak lama aku membunuhnya. Dan andai ku berpikir bahwa jerawat di hidung adalah hal yang memalukan bagiku, maka tentu akan ku antisipasi setiap detik dari gejala kehadirannya. Tapi, jerawat di hidungku ini adalah suatu karya seni tersendiri, sebuah masterpiece tak ternilai, terukir indah tepat di bagian tengah hidungku yang sangat jauh dari kesan ambiguitas dan absurditas. Jerawatku ini bukan keadaan yang menyebalkan atau sosok yang menakutkan, sebagaimana dikatakan oleh banyak kawanku.
Seseorang telah mengukirnya untukku dengan totalitas cintanya, seseorang yang aku begitu mencintainya.. Dia memberikan kesan keluguan dan keindahan tersendiri pada jerawat buah tangannya. Indah dan begitu indah.
Keindahan ini yang sepertinya harus aku teriakkan pada dunia luas, “HAI KAWAN...HIDUNGKU BERJERAWAT!!!” dan dunia akan balas berteriak dengan ketakjuban mereka, “OH YA, INI LUAR BIASA INDAH KAWAN.!!”
Seharusnya aku mampu pelihara jerawat di hidungku ini dan aku jaga keindahannya. Namun, “keindahan tak akan pernah bertahan untuk waktu yang lama,” begitu para filosof Yunani kuno mengingatkanku.
Maka, pada akhirnya keindahan jerawatku lapuk di makan waktu,, habis di tangan naluri kewanitaanku yang begitu membenci jerawat ,. Jerawatku sayang... Jerawatku malang... Jerawatku hilang...
Cinta, ukirkan yang lebih indah dari itu.
4 comments:
tunggu aja kejailan yang lebih indah dariku...wee...
(nyoba2 ngasih cmment di blog ni..)
Ehm...sapakah org yg tlah mengukir indah jerawat di hidungmu???
;)
Kyknya dy seorang pemahat yg salah tempat pahat! (pemahat tw pengukir seh?)
hmm..
langit ga indah tanpa bintangnya,,
gt juga muka, ga kan indah klo ga da jerawatmya!! hehe,,
Ass.
Damank Jang? kamana wae atuh, meni tara ka DA?
Posting Komentar