“Saat Tegas dan Optimis Menjawab Semua Tanggung Jawab"
---Catatan pengalaman:
Selasa, 22 April 2008
Pagi itu aku baru saja terbangun, tiba-tiba tersentak kaget mendapati jam menunjukkan pukul 7 tepat.
Astagfirullahah’adzim.... Ya Allah.......
“Iqbal lo di mana?? Gw dah dikampus 2 nih lagi nunggu mobil...”
“Gw masih dikosan Han, bentar lagi gw kesana ya...”
“Yah... gimana sih lo?!! Koq masih dikosan?? Dah jam 7 nih...!! Ya dah cepet ya..”
“Iya, ya Han..” -----Hana (ketua OC) telfon.
Astagfirullahah’adzim.... Ya Allah..
Siapa yang jemput Pak Dadang Hawari??? Ini dah jam 7, harusnya jam 6 udah berangkat ke Tebet tuk jemput..Terus gimana dengan backdrop di Wisma?? dah dipasang belum nih...
Ya Allah.......
Pagi itu aku sangat panik, benar-benar panik... malah seakan aku harus menangis saat berada pada kecerobohan pagi itu... Seharusnya jam 5 aku sudah bangun, tapi ini jam 7!! Ya, jam 7 pagi!! Layar di hand phone menunjukkan banyak sms dari panita seminar, dan panggilan tak terjawab dari Hana (Ketua OC) dan Bu Seni (sekretaris Prof. Dadang Hawari) beberapa kali.... termasuk Nisa yang pagi itu berniat membangunkanku jam 5.... Ya Allah... ini kesalahan..... Ceroboh.........!!!
Gimana bisa ceroboh!!! Aku ketua “Seminar” hari ini yang dimulai pukul 07.30!
Dengan sangat cepat dan bergegas, aku mandi, shalat subuh, dan membawa perlengkapan yang dibutuhkan menunju kosan Mba Yulistin menggunakan motor Dwi dimana semua panitia berkumpul disana. Aku merasakan sepertinya mataku basah saat berlari membawa motor itu... Aku berada dalam kegalauan total saat itu... gelisah.... titik cemas yang ku injak. Ahhhhhhhh...................... Aku bertanggung jawab besar pada banyak orang hari ini!!
“Astagfirullah... Mba Lili, maaf saya terlambat....”
“Ya dah cepet gih kamu bantu bawa barangnya ke wisma...”
“Mba, siapa yang jadi jemput Dadang Hawari...?!”
“Jadinya Yulistin yang jemput, tadi jam 6 berangkatnya”
“Alhamdulillah, makasih mba,,,”
“Aduh mba... Kenapa dibawa??? Saya dah bilang Hpnya tinggal di kamar!! Biar saya yang komunikasi dengan Bu Regina [Manager Romy Rafael], karena dia bilang mu hubungi saya pagi ini...”
“Yah... maaf deh bal... terus gimana nih...??!!”
“Ya dah, tetep pegang Hpnya, terus hubungi Bu Regina sekarang, pastiin dia datang hari ini... sekarang dah jam 7 lebih...”
“Iya, nanti aku hubungi, maaf ya bal...”
“Ya, makasih mba...”
Di Auditorium tempat Seminar Hipnoterapi akan berlangsung...
Aku sempat memberi instruksi untuk panitia,
“Semua panitia tetep di meja regisrasi, Hana: minta petugas bantu pasang backdrop, Dimas ma Amir: coba lo ke Net buka makalah dari Dadang Hawari terus copy 500 lembar, gw masih hubungi Mba Yulistin yang jemput Dadang Hawari ma pegang komunkasi dengan Bu Regina...”
“Iya Pak”
“Oke2”
-07.45.am.
Dalam manual acara, seminar yang akan mendatangkan Romy Rafael, Prof. Dr. dr. Dadang Hawari dan Dr. Abdul Mujib ini akan dimulai pukul 07.30. Maka pagi itu mulai berdatangan peserta satu per satu memenuhi meja registrasi. Mereka mengisi registrasi atau hanya tandatangan, lalu mulai memasuki Auditorium Syahida Inn yang baru panitia pesan sehari sebelumnya karena ada beberapa trouble.
Seminar ini adalah program BEMF Psikologi UIN Jakarta dalam mensukseskan PsychoFair ’08 yang berlangsung selama bulan April. Penunjukkan aku menjadi ketua panitia SEMINAR dengan tema “Hipnoterapi dan Rukyah dalam pandangan Islami” ini sebenarnya secara tiba-tiba. Pada pertengahan bulan Februari sebelumnya aku mengikuti rapat BEMF Psikologi di sekretariat membahas persiapan ulang tahun Psikologi UIN JKT (PsychoFair), lalu secara cukup mengejutkan aku ditunjuk menjadi ketua seminar dengan disodorkan sebundel proposal-jadi tanpa aku tahu apa isi proposal itu sedikit pun.
“Iqbal kamu ketua seminar Hipnoterapi, ini proposalnya, kalo ada kesulitan menghubungi panitianya, hubungi saya. Kamu pelajari dulu isi proposal ini terus kamu rencanain dengan matang ke depannya, moga acara seminar ini sukses”.
Kurang lebih seperti itu amanat yang diturunkan SekJen BEM kepadaku, aku sendiri di BEMF hanya menjabat sebagai staff kemahasiswaan di BEMF Psikologi periode 2008-2009.
Merasa tertantang dengan tugas di BEM ini, maka aku mulai membaca dan merumuskan kembali isi proposal itu. Awalnya aku pikir ini hanya seminar biasa yang membahas isu-isu psikologi yang biasa dibahas. Tapi ternyata, setelah membaca tema (sebelum direvisi), dan mengetahui siapa yang akan menjadi pembicaranya aku makin mengerutkan dahi dan semakin tertantang...
Tema: “Hipnoterapi dan Rukyah dalam pandangan Holistik” ???
---pa-an coba??? Bener2 sulit dipahami maksud dan tujuan pembahasan tema ini.
Pembicara: Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, Romy Rafael dan Ust. Abu Aqila????
Ini bener-bener tantangan untuk menyelesaikan seminar yang memiliki waktu persiapan tinggal 1 setengah bulan lagi. .. Setelah dipelajari dan “dianalisis” maka aku mulai merumuskan ulang isi proposal itu bersama 5 orang panitia aktif tentang tema, tanggal, anggaran dan seperangkat penting dalam proposal, Termasuk menambahkan dan mem-black-list nama-nama panitia yang tidak layak diikutsertakan dalam tim, sehingga akhirnya hanya 12 orang yang tertulis dan aktif. Kami membagi tugas selama persiapan itu sesuai keahlian dan kemampuan masing-masing panitia.
Salah satu pengalaman yang tak terlupakan selama mempersiapkan seminar ini, yaitu ketika aku dan Dimas kebagian tugas untuk membawa proposal seminar itu ke perusahan-perusahaan besar di Jakarta. Sungguh pengalaman yang luar biasa saat menginjak Gedung Bank MANDIRI di Jl. Gatot Subroto untuk bertemu Humasnya, KOMPAS GRAMEDIA, INDONESIA POWER, PLN, HABIBIE CENTER, MIZAN, GIP dan... Uhh.. ini yang ku namakan keberanian! Malah saking terlalu beraninya, kita ga sadar kalo di beberapa perusahaan yang kita masuki itu, proposalnya belum ditandatangani oleh sekretaris. Hehe...
“Mas, kita list aja dulu daftar perusahaan-perusahaan yang ada, jangan nanggung2 perusahaan yang besar sekalipun, kita masukin proposalnya. Namanya juga ikhtiar... oke?”
“oke”.
***
Target peserta yang akan hadir dalam seminar ini adalah 500 orang, sampai sehari sebelum seminar, peserta yang baru daftar hanya sekitar 400 orang. Tapi hari ini, ternyata peserta yang dipastikan hadir akan lebih dari 500 orang, selain karena meja registrasi yang terus dibuat sibuk, juga karena beberapa peserta yang menanyakan pendaftaran menghubungi lewat kontak panitia. Mayoritas peserta adalah mahasiswa psikologi UIN, tapi dari fakultas lain di UIN juga hadir, ditambah dari UNIV. GUNADARMA, Pascasarjana UIN, dan dari peserta umum.
-08.15 a.m
Aku belum juga dapat kejelasan dari pihak Romy Rafael untuk bisa tidaknya hari ini mengisi materi di seminar ini. Hal ini yang membuatku semakin kalut di tengah-tengah acara yang akan segera dimulai.
“Mba Yulis, Romy Rafael gimana? Udah ada kabar??”
“Belum bal, nomornya ga bisa dihubungi”
“Ya dah, terus aja hubungi, saya coba hubungi dari sini juga Mba”
“Ya Bal, aku coba lagi”
Ya Allah... ini benar-benar membuatku cemas dan khawatir.
Apa yang harus ku katakan pada 620 orang peserta, dosen-dosen dan panitia, jika Romy Rafael batal datang hari ini.......???
“Kenapa bal?? Ada masalah? Ni pake HP saya kalo mau ngehubungi...” Pak Rahman (Pudek III) cukup paham kalo aku sedang kalut.
“Oh, engga Pak, biar aja, saya ada pulsa juga koq”
K’Arif negur,
“Tenang bos! Lo jangan panik gitu... Mata lo basah tu...?? Tenang aja... oke?!”
“Engga lah... gw cuma khawatir kalo Romy Rafael ga bisa dateng sekarang, padahal kemaren dah tandatangan kontraknya, biar gw coba hubungi lagi”.
Aku segera menghubungi sekretarisnya Romy Rafael, yang namanya sama dengan nama Managernya.
“Hallo, Bu Regina? Saya Iqbal Bu, Ibu ada di mana sekarang?”
“Iya Mas Iqbal, saya sedang bersama Mas Romy, kira-kira 10 menit lagi sampai”
“O ya terima kasih Bu, nanti hubungi saya aja kalau ada kesulitan mencari tempatnya”
“Ya, terima kasih”
Alhamdulillah... Aku cukup lega mendengarnya.
-08.30 a.m-
Peserta makin banyak berdatangan, bahkan aula sudah terisi penuh oleh peserta yang hari ini menanti kedatangan Romy Rafael.
“Bal, bangku yang di bawah udah penuh. Gimana? Buka aja yang di atas??” tanya panitia.
“Ya, hubungi aja resepsionis di bawah, minta tempat di bagian atas dibuka”.
“Biar saya yang lobi ke resepsionisnya...” Pak Rahman lagi-lagi membantu.
Yang memberikan penjelasan pertama adalah Prof. Dadang Hawari, yaitu tentang Hipnoterapi dan rukyah dalam Islam. Kemudian disambung penjelasan berikutnya oleh Dr. Abdul Mujib tentang Rukyah.
Aku meninggalkan Auditorium beberapa saat setelah memberikan sambutan, karena panitia mengabari bahwa Romy Rafael telah tiba di kampus.
“Bal Romy Rafael udah ada dikampus 1... Dia nunggu di fakultas Syari’ah dan Hukum”
“Oh, ya... biar saya jemput”.
Maka, aku segera menuju kampus1 bareng Hana mengendarai motor.
Tapi sesampainya di kampus 1, ternyata Romy Rafel sudah tiba di kampus 2. Dimas lebih dulu menjemputnya.
“Bal, lo temenin Romy Rafael tu di ruang dekan...” seru salah seorang panitia.
“Ya, makasih”.
Hm... aku juga penasaran ingin bertemu langsung dengan seorang hipnoterapis.
Di ruang Dekan itu aku melihat Romy Rafael dan sekretarisnya tengah berbincang dengan Pak Rahman.
“Assalamu’alaikum...” Aku dan Hana masuk ruangan itu.
“Wa’alaikum salam, masuk Bal” seru Pak Rahman
“Mas Romy, saya Iqbal, maaf kalo tadi sempet nunggu di kampus 1...”
“O, ini Iqbal, ya ga pa2, yang kita tau kampus 1 itu...” seru Romy Rafael
“Saya masuk acaranya nanti aja kalo udah bagian saya, kapan saya masuknya?”
“Ya Mas, sekarang masih materi dari Pak Dadang Hawari dan Pak Mujib, mungkin jam 11an bagian Mas Romy”.
Beberapa saat kemudian, aku coba sms lagi panitia tentang keadaan di Auditorium,
“Hari gini sms... telfon dong” seru Romy Rafael
“Hehehe... ga da pulsa Mas” jawabku.
Di tengah-tengah perbincangan itu, ada yang membuatku kurang nyaman sepertinya. Hm... Bukan karena di sampingku adalah seorang Ahli Hipnosis, tapi ada sesuatu di diriku yang sepertinya membuatku kurang nyaman. Ya, ternyata sepatuku, sepatuku lupa belum dicuci! Hehe.. Walaupun sehari sebelumnya tidak begitu kotor, tapi karena semalam turun hujan kecil, jadi sepatu ini tampak kusam dan kotor karena banyak berlari dan tidak memperhatikan jalan pagi hari itu yang becek. Maka selama berbincang di ruang dekan itu, aku sembunyikan kakiku di bawah meja. Wahh... bahaya ne kalo keliatan kusem ma Romy Rafael. Hehehe... Dah ketauan! Romy Rafael duduknya di sebelah kiriku koq..
-10.15 a.m-
Aku ke Auditorium lebih dulu, karena panitia bilang materi dari Pak Dadang Hawari akan selesai, dan beliau harus segera pulang karena ada acara lain.
untuk perpustakaan psikologi dan sebagai gift bagi panitia-
-10.30 a.m-
Romy rafael meninggalkan ruang dekan dan menuju Auditorium Syahida Inn, karena materi dari Pak Dadang Hawari dan Pak Mujib telah selesai.
Romy Rafael memasuki Auditorium di dampingi sekretarisnya dan aku, di tengah-tengah profilnya yang sedang diputar di Layar depan... Sontak, beberapa peserta berdiri dan ingin melihat langsung Romy Rafael yang baru memasuki Auditorium. Setelah berbasa-basi dan memperkenalkan diri, maka materi tentang Hipnosis dan Hipnoterapi pun dimulai...
-Romy Rafael tengah menjelaskan tentang Hipnosis-
Selama materi berlangsung, aku menemani sekretarisnya Romy Rafael di samping panggung untuk membantu hal-hal yang sekiranya dibutuhkan. Tapi beberapa kali juga aku ke luar auditorium, karena diperlukan untuk mengatur dan mengontrol berlangsungnya acara secara keseluruhan. Ada keadaan yang membuatku sedikit bingung, yaitu saat remote yang digunakan oleh Romy Rafael untuk mengatur slide presentasinya ada sedikit gangguan... Dan saat itu Romy Rafael “menyalahkan” panitia,
Hm,,, itu bukan salah panitia! Walaupun aku berada di depan laptopnya romy rafael saat presentasi, tapi laptop dan remote itu adalah milikinya, dan aku tak mengerti harus diapakan, mungkin karena jarak antara laptop dan remotenya yang agak jauh?! Tapi kami akui jika memang ada gangguan pada microphone-nya... :0
Materi dari Romy rafael selesai... Saatnya penyerahan kenang2an kepada para pemateri, lalu terakhir acara ditutup oleh MC. Beberapa peserta menyempatkan diri untuk berfoto bersama Romy Rafael sebelum mereka meninggalkan auditorium, bahkan terakhir aku mendengar kabar bahwa ada peserta dari Universitas lain yang datang ke seminar ini hanya ingin berfoto bersama sang Hipnoterapis.... Hm,
Ratusan peserta itu keluar meninggalkan auditorium untuk kemudian mengambil sertifikat di meja panitia dan konsumsi di lantai dasar. Ini keadaan yang paling membuat sibuk panitia, melayani 620 peserta untuk mengambil sertifikat dan konsumsi yang hanya dilayani oleh 15 orang panitia. Tapi ahamdulillah semuanya terkoordinir dengan baik, bahkan ketika itu juga panitia melayani perbaikan sertifikat peserta yang salah pada penulisan namanya.
-12.30 p.m-
“Bal, Selamat ya... acaranya sukses!!” Pak Rahman menyalamiku dan menepuk pundak kananku.
“Iya Pak, sama-sama, terima kasih bantuannya Pak”. Aku melakukan hal yang sama, menyalami beliau dan menepuk pundak kanannya, seakan lupa bahwa orang yang aku tepuk pundaknya adalah Pudek III. Hehe...
Beberapa saat kemudian peserta mulai tampak berkurang, hanya beberapa yang masih perlu memperbaiki sertifikatnya dan beberapa lagi tampak duduk-duduk di lobi lantai dasar sambil menikmati konsumsi dan mengobrol dengan kawan mereka. Aku berjalan memasuki ruang auditorium dimana hanya terdapat petugas gedung di sana, karena peserta dan panitia seluruhnya berada di luar. Lalu aku berlari dan duduk di meja panelis tempat pemateri menyampaikan materinya. Buah yang masih segar dan utuh di meja podium tak ayal aku santap sambil mengamati auditorium yang sudah lengang. Tak beberapa lama kemudian, k’Al (Presiden BEM) datang dan ikut duduk bersebelahan di meja podium bersamaku saat itu,
“Lagi ngapain bal??”
“Menikmati kesuksesan bang, hehe...” Candaku.
Ia juga sama mengucapkan selamat, seperti halnya Pak Rahman, Hana dan beberapa peserta yang sudah ku kenal.
Alhamdulllah.............
-------------------
Aku sadar aku tidak berada pada kesuksesan sesungguhnya ketika seminar itu berakhir, aku hanya menikmati apa yang telah aku usahakan dengan sungguh-sungguh bersama kawanku yang lain. Dan ini yang disebut kawan-kawanku dan orang-orang terdekatku sebagai KESUKSESAN....
Lagi-lagi aku merasa bisa begitu menikmati waktu...
Aku bisa membunuh waktu dengan pisau batinku...
Menginjaki lorong-lorong sempit dan sesak, untuk menuju pada satu ruang yang mereka sebut sebagai KESUKSESAN!!
Aku ingin mengucapkan terima kasih dan merasa berhutang budi pada beberapa orang yang terlibat dalam seminar ini... Terutama panita-panitia yang setia, ihklas dan sungguh-sungguh tuk bekerja dalam tim... mba Lili, mba Nita, mba Mila, mba Yulistin, mba Erna, bang Falaq, bang Fillah, Dimas, Ridwan, Amir... pokoknya thx untuk semuanya. Aku salut pada kalian semua... makasih banyak =)
--------------
Aku ingin menuliskannya lebih banyak lagi di sini...
Aku ingin menuliskan segalanya di sini...
Karena aku ingin jelaskan pada diriku bahwa aku begitu menikmati detik-detik yang ku lalui untuk menghadirkan suatu kegiatan yang tampak biasa tapi cukup berarti bagiku, aku juga ingin jelaskan pada peserta tentang hal-hal yang banyak mereka tanyakan dan permasalahkan dari seminar, dan karena aku ingin jelaskan pada kalian bahwa ada banyak orang yang luar biasa dapat bekerja dalam tim dan mereka adalah teman yang terbaik bagiku...
Dan terakhir, aku meminta maaf untuk segalanya....
Semoga “SUKSES” selalu menyertai kita, amien...
0 comments:
Posting Komentar