12 Januari 2008

Gila No. 1: UAS & Keajaiban Bersedekah

-Senin, 07 Jan ’08-

Apa jadinya kalau UAS tinggal nunggu satu hari lagi sedangkan belum ada yang dipersiapkan sama sekali?? Hmm..bingung banget tu, apalagi UASnya besok UAS Filsafat ma Psikologi Pendidikan, Uuhhhh...mumetz pasti! But, don’t worry!! Ternyata anak2 Vila Gila punya jurus jitu yang belum pernah ada di perguruan silat manapun... Check this out!

Mengambil dari kata-katanya Aristoteles dalam Simposium-nya: “Setiap kebaikan akan berbuah kesuksesan...” Maka, kami yakin (haqqul yakin) yang harus kami lakukan untuk sukses UAS adalah dengan jalan kebaikan.

Siang itu kami bertiga (Iqbal, Obi, Fajar) sedang dalam pembantaian setengah nangka dari satu ukuran nangka yang cukup besar sisa kemarin.. “Bi, nangkanya digoreng aja yuk?” seruku pada Obi. “Boleh, kita goreng aja ne...??” tanyanya kembali. “Ok, gw bisa gorengnya ko, tinggal dipotong-potong kecil, kasih terigu, terus celupin ke kuali, gampang kan...” jelasku.

Maka prosesi penggorengan pun berjalan baik, tidak membutuhkan waktu lama, hanya keuletan dan kesabaran yang kami butuhkan, hingga nangka goreng pertama pun bisa kita nikmati dengan puas...

-Nikmatnya nangka goreng, Alhamdulillah lezatnya...-
“Hm, enak ne goreng nangka... Keren... keren Bal..!!” seru Fajar “Yoha... Gurih kan? Bener2 ne gw aja ga pernah bikin gorengan seenak ini Dut! hehe..” Timpalku. “Lanjut, lanjut...!!” Obi meng-amini. Satu piring nangka goreng pun berhasil kami ciptakan. Ok, aku beri tahu apa formula nangka ajaib ciptaan kita ini (ssttt...!!) ini dia:
  • Pilih nangka jangan yang terlalu matang agar terasa lebih gurih.
  • Gunakan Tepung terigu dan tapioka perbandingan 1 : 1.
  • Gunakan air secukupnya.
  • Pastikan minyak tersedia cukup untuk penggorengan.

---------- Siang itu jam menunjukkan pukul 12.00, maka otomatis nangka goreng ini adalah makan siang kami..

“Bi, nangkanya kita goreng yang banyak aja yuk? Terus bagiin tetangga sebelah tu, biar kita akrab ma mereka. Kali-kali keq kita berbagi, Gimana??” “Beneran ne? Ide keren tu, dah lah... UAS tu belakangan, saatnya kita berbagi”. Jelasnya. “Cukup ga nangkanya ne??” tanya Fajar. “Di pohon masih ada satu lagi yang mateng, jadi ditambah ini cukup koq untuk dibagiin ke empat keluarga di sebelah..” tukasku Maka, prosesi penggorengan akan kami lanjutkan ke tahap yang lebih serius dan dalam partai yang lebih besar kali ini, karena percobaan pertama tadi dianggap berhasil.

*** Pohon nangka di depan kosan kami memang sangat produktif, buahnya terkenal dengan rasanya yang manis dan pasti berbeda dengan nangka-nangka yang lainnya. Hampir setiap minggu ada saja yang matang, bahkan 2 nangka dalam satu hari. Ga sia-sia ngontrak rumah yang ada pohon nangkanya. Hehe...

*** Satu setengah nangka pasti sudah cukup untuk dibagikan ke empat keluarga, apalagi nangka yang ada ini adalah nangka yang tepat untuk digoreng, tidak terlalu matang.

Nah, ketika semua bahan yang ada untuk penggorengan telah tersedia... “Oya gw lupa, siang ini jam 1 gw ada kumpul di kampus, gimana neh? Sore aja deh goreng nangkanya?” tanyaku gusar. “Ya dah potong-potong aja dulu, ntar sore baru kita goreng...” jelas Obi.

Tiba pada pukul 01.00, semuanya telah selesai dipersiapkan, tinggal proses penggorengan. Maka untuk penggorengannya kita pending hingga sore hari, atau lebih tepatnya sampai aku kembali ke kosan lagi. Dan untuk membuat nangkanya tetap segar dan formulasi lain tidak berubah, kita simpan sementara semuanya di lemari pendingin. “Ya dah, gw mu mandi, shalat, terus cabut ke kampus... Lo jangan pada kemana-mana ampe sore, tunggu ok?” “Ya dah cepet mandi lu...” seru Fajar.

-16.00 p.m.- Aku tiba kembali di kosan (Villa) tercinta. Kumpul di kampus siang ini cuma bahas beberapa masalah, tapi cukup mengganggu kegiatan di villa yang lebih sakral. Biasa lah... sok sibuk dikit kalo jadi BEM. Hehe... “Bi, Jar... lanjut kaga’ ne bersedekahnya?!” tanyaku. “Lanjut donk... gw shalat dulu ya.” jelas Fajar.

Proses penggorengan segera digelar kembali, kompor diturunkan, formulasi diperbaharui, nangka diseleksi, dan tentu kamera disiapkan...He, “Gila ne, besok UAS woii..”. seruku bergurau. “Alah... lo ga tau apa keajaiaban bersedekah, UAS tu gampang...” Hehe “Ok, kita buat empat piring, Lo tau? Angka 4 itu simbol dari IP yang bakal kita dapet di UAS ini, tanpa perlu belajar!! ya kan?!” jelasku

Hahahahaha...... Gila!! Padahal jumlah rumah kecil di samping kiri kosan kita ada 5 bukan 4. Dan kami merasa perlu berterima kasih kepada mereka walau tidak cukup dengan yang akan kami berikan ini. Di antara keluarga itu adalah penjual lontong sayur yang biasa kita beli untuk sarapan, dan penjual pecel ayam-lele yang biasa kita makan malam.

Dengan suka cita dan kesungguhan, kita kerjakan semuanya. Dan tepat pukul 17.20, kita selesai membuat 4 piring yang tadinya kosong menjadi terisi penuh dengan tumpukan nangka goreng. Tak membuang waktu lama, dibantu Dwi yang sedang ada dikosan, kita segera meluncur ke rumah-rumah yang berada di sebelah kiri kontrakan kita. Masing-masing dengan satu piring nangka goreng yang ditutupi secarik kertas koran.

“Assalamu’alaikum... Bu, ini nangka dikosan lagi pada mateng, kita goreng...” “Oh, iya ya makasih Om...Ada yang lagi ulang tahun ya?” “Oh, engga... Cuma nangkanya lagi banyak aja Bu.” Rumah sebelahnya malah tambah heran dengan kedatangan kita. “Assalamu’alaikum... Pak, ini nangka dari kita, dikosan lagi pada mateng nangkanya,, ya kita goreng...” “Mm... ini siapa ya?” GUBRAKKK!!! “Anak-anak kosan sebelah Pak...” terangku. “O, ya ya.. makasih ya De.. tunggu sebentar piringnya ya.” Duh, Bapak,, bapak, wong kita aja baru tahu kalo bapak penghuni diantara rumah-rumah ini, gaul donk 0m!!. Hehe... Eksepresi yang berbeda diungkapkan penghuni rumah di sebelahnya. “Aduh.. si Mas ini pinter2 nge-goreng ya, makasih Mas...” jelas seorang Ibu. (kita dapet pengakuan pada pinter goreng tu...hehe)

-17.30 p.m.- Waktu bersedekah pun usai. Alhamdulillah... “Bi, lo liat kan pada antusias... jadi gampang tu kalo kita mau mulai bisnis nangka, anggap aja tadi tuh baru promosi..” seruku. “Oo... Jadi ini maksud semuanya?” tanya Fajar.

HAHAHAHAAAA.......

“Ya engga lha, kita cuma Cari IP 4-nya..” WAKAKAK.... Hehehe...

Keesokan harinya, di kampus selesai UAS mata kuliah ke-2 (Psikologi Pendidikan). “BAL.... keajaiban bersedekah!! pulpen berjalan sendiri di kertas UAS!!!” jelas Fajar “????!!!!” WAKAKAKAKAKAK.....!!! (!@#$%^&*(^>>{"?><.,[@#%^R&*^*&*&) Kita bertiga terbahak-bahak selesai UAS hari itu.

-3 Prof. Gila pembuat nangka goreng (Fajar, Obi,Iqbal..)

---*Tulisan ini dibuat bukan untuk maksud riya, atau sombong, hanya berbagi jurus tentang kebaikan dan indahnya menjaga persaudaraan antar sesama tetangga. J

Nantikan cerita selanjutnya :

Gila No. 2: “Iseng2 di bawah Monas” Gila No. 3: “Baduy! We’re Coming...”

1 comments:

Ahmad Ragen mengatakan...

Hahahahahaa... Orang GILAAA!!! :D :D

Diberdayakan oleh Blogger.