Pada ruang aku titipkan sahabatku
Pada waktu aku jelaskan cintaku
Pada bumi yang terpaku ruang dan waktu
Izinkan aku mencintai sahabatku
Aku mencintaimu, sahabatku
Kawan, bagaimana kita mendefinisikan cinta?
Aku selalu berpikir bahwa segala sesuatu
(materi/non-materi) selalu memiliki definisi. Sesuatu diciptakan Tuhan karena
mempunyai definisi, hanya rahasia Tuhan yang tak mampu kita definisikan. Begitu
juga halnya dengan sesuatu yang Tuhan ciptakan bagi manusia, sesuatu yang
kemudian disebut dengan Cinta.
Banyak orang telah mendefinisikan cinta, bahkan ada
dari mereka yang membuat definisi cinta dengan definiendum tak mendefinisikan. Sejujurnya agak absurd
mungkin untuk mendefinisikan cinta, tapi ada definisi yang aku temukan dari
cinta tersebut, atau mungkin lebih tepatnya hanya pemahaman tentang apa itu
cinta tanpa disebut sebagai definisi.
Cinta bermula dari kedekatan. Itu pernyataan yang
tampaknya bisa kita terima, atau dalam bahasa jawa yang aku temukan istilahnya
menjadi “writing tresno jalaran soko kulino”, artinya kurang lebih
adalah cinta hadir karena ada interaksi atau hubungan.
Ya, kata kuncinya adalah kedekatan atau hubungan atau
pola interaksi.
Karena terlalu naif mencintai seseorang (pengkhususan
dari makna cinta yang lebih umum) tanpa adanya kedekatan atau interkasi. Permasalahan
seberapa dekat atau jauh dan lama atau sebentar interkasi yang terbentuk adalah
masalah lain, yang pasti “Kedekatan menjadi sebab utama mengapa kita
mencintai seseorang.”
Pemahaman tentang cinta tampak seperti kausalitas, ada
sebab mengapa itu terjadi. Aku mulai berfikir bahwa selalu ada alasan mengapa kita mencintai seseorang, tapi tidak perlu
kita mencari-cari alasan mengapa kita mencintainya. Ini dalam
bahasa Paulo Coelho (The Alchemist), “Aku mencintaimu karena aku mencintaimu,
dan tidak ada alasan untuk mencintai..”
Bagaimana jika ada seseorang yang jatuh cinta hanya
dengan melihat lawan jenisnya dalam waktu sekejap, karena definisi cinta
baginya terdapat hanya dalam tampak luar? Aku jawab ini mungkin, bahkan sangat
mungkin sekali. Tapi bukankah terlalu naif? Atau terlalu munafik mencintai
seseorang tanpa ada komunikasi sama sekali? Definisi cinta yang ideal akan terbangun
dengan sendirinya pada saat hubungan itu mulai terjalin, tidak membangun
definisi sejak awal.
Berapa kali kita mencintai seseorang karena seseorang
itu adalah sahabat kita? Hal yang wajar dan sangat logis, karena sahabat adalah
orang yang banyak berinterkasi dengan kita. Jika yang terjadi adalah kita
berani mengungkapkan perasaan kita yang sesungguhnya kepada sahabat tersebut,
maka tentu akan ada konsekuensi logis yang akan kita terima. “Kamu tahu? Selama ini aku mencintaimu...”
Apa respon yang akan kita dapatkan ketika perasaan cinta
itu kita utarakan? Banyak pilihan yang akan ditawarkan, dan banyak penjelasan
yang akan kita terima darinya setelah keberanian kita mengutarakan cinta, atau
mungkin tidak ada penjelasan sama sekali. “Biarkan waktu yang
menjelaskannya...” ujarnya.
Tapi apapun konsekuensi logis yang akan kita terima, keberanian mengutarakan cinta adalah
segalanya, karena kita telah mendapatkan kebahagiaan itu lebih dulu. Bukankah
terlalu menyakitkan memendam cinta seseorang diri? Menenggelamkannya ke alam
bawah sadar hingga ia berwujud menjadi mimpi atau butir air mata?
Jika aku seorang filsuf atau seorang ahli pikir yang
hidup hanya untuk berpikir, maka akan aku katakan “Utarakanlah rasa cintamu sebelum waktu membunuhmu!” Hal yang
paling substansial adalah apa yang telah dikatakan oleh para filsuf dan
psikolog tentang cinta, bahwa “Cinta
adalah naluri...”
Ya, begitu para filsuf dan tokoh psikologi berkata. Manusia
memiliki cinta dalam dirinya, cinta sebagai naluri dasar. Dan kapan cinta itu
tumbuh, hanya diri kita yang tahu. Karena terkadang cinta tumbuh dengan
sendirinya, dan terkadang pula cinta itu kita tumbuhkan sendiri. Tak ada yang salah
dari kedua cara tumbuhnya cinta tersebut, hanya bagaimana kita mengeksekusi
cinta yang kita miliki setelah cinta itu tumbuh. Maka, sebijak mungkin kita
mengeksekusi cinta yang ada. Karena cinta itu indah dan membahagiakan.
Stay romantic!
2 comments:
Entah dari mana ini bisa terjadi, aku tetap setuju dengan bang gibral, bahwa:
Cinta Tidak Datang Dari Keakraban yg lama
Atau karna Pendekatan yg Tekun
Cinta Adalah Kecocokan Jiwa
Cinta Tidak akan pernah tercipta dalam Hitungan Tahun bahkan Abad
Like This Banged ka Tulisannya,,
Kk hebat,!!! Mengenaskan sekali saat ini cintaku hanya menjadi bulan-bulanan bawah sadar yang hanya berani masuk dalam mimpi dan buaian air mata heheheee
Terimakasih Yunita atas apresiasinya.. Semoga cintamu bisa bangkit dan tidak diredam dengan tangis dan mimpi pada alam bawah sadar.. :)
Posting Komentar