29 September 2008

Cinta dan Persahabatan





Pada ruang aku titipkan sahabatku
Pada waktu aku jelaskan cintaku
Pada bumi yang terpaku ruang dan waktu
Izinkan aku mencintai sahabatku
Aku mencintaimu, sahabatku

Kawan, bagaimana kita mendefinisikan cinta?
Aku selalu berpikir bahwa segala sesuatu (materi/non-materi) selalu memiliki definisi. Sesuatu diciptakan Tuhan karena mempunyai definisi, hanya rahasia Tuhan yang tak mampu kita definisikan. Begitu juga halnya dengan sesuatu yang Tuhan ciptakan bagi manusia, sesuatu yang kemudian disebut dengan Cinta.


Banyak orang telah mendefinisikan cinta, bahkan ada dari mereka yang membuat definisi cinta dengan definiendum tak mendefinisikan. Sejujurnya agak absurd mungkin untuk mendefinisikan cinta, tapi ada definisi yang aku temukan dari cinta tersebut, atau mungkin lebih tepatnya hanya pemahaman tentang apa itu cinta tanpa disebut sebagai definisi.

Cinta bermula dari kedekatan. Itu pernyataan yang tampaknya bisa kita terima, atau dalam bahasa jawa yang aku temukan istilahnya menjadi “writing tresno jalaran soko kulino”, artinya kurang lebih adalah cinta hadir karena ada interaksi atau hubungan.

Ya, kata kuncinya adalah kedekatan atau hubungan atau pola interaksi.
Karena terlalu naif mencintai seseorang (pengkhususan dari makna cinta yang lebih umum) tanpa adanya kedekatan atau interkasi. Permasalahan seberapa dekat atau jauh dan lama atau sebentar interkasi yang terbentuk adalah masalah lain, yang pasti Kedekatan menjadi sebab utama mengapa kita mencintai seseorang.”

Pemahaman tentang cinta tampak seperti kausalitas, ada sebab mengapa itu terjadi. Aku mulai berfikir bahwa selalu ada alasan mengapa kita mencintai seseorang, tapi tidak perlu kita mencari-cari alasan mengapa kita mencintainya. Ini dalam bahasa Paulo Coelho (The Alchemist), “Aku mencintaimu karena aku mencintaimu, dan tidak ada alasan untuk mencintai..”

Bagaimana jika ada seseorang yang jatuh cinta hanya dengan melihat lawan jenisnya dalam waktu sekejap, karena definisi cinta baginya terdapat hanya dalam tampak luar? Aku jawab ini mungkin, bahkan sangat mungkin sekali. Tapi bukankah terlalu naif? Atau terlalu munafik mencintai seseorang tanpa ada komunikasi sama sekali? Definisi cinta yang ideal akan terbangun dengan sendirinya pada saat hubungan itu mulai terjalin, tidak membangun definisi sejak awal.

Berapa kali kita mencintai seseorang karena seseorang itu adalah sahabat kita? Hal yang wajar dan sangat logis, karena sahabat adalah orang yang banyak berinterkasi dengan kita. Jika yang terjadi adalah kita berani mengungkapkan perasaan kita yang sesungguhnya kepada sahabat tersebut, maka tentu akan ada konsekuensi logis yang akan kita terima.  “Kamu tahu? Selama ini aku mencintaimu...”

Apa respon yang akan kita dapatkan ketika perasaan cinta itu kita utarakan? Banyak pilihan yang akan ditawarkan, dan banyak penjelasan yang akan kita terima darinya setelah keberanian kita mengutarakan cinta, atau mungkin tidak ada penjelasan sama sekali. “Biarkan waktu yang menjelaskannya...” ujarnya.

Tapi apapun konsekuensi logis yang akan kita terima, keberanian mengutarakan cinta adalah segalanya, karena kita telah mendapatkan kebahagiaan itu lebih dulu. Bukankah terlalu menyakitkan memendam cinta seseorang diri? Menenggelamkannya ke alam bawah sadar hingga ia berwujud menjadi mimpi atau butir air mata?

Jika aku seorang filsuf atau seorang ahli pikir yang hidup hanya untuk berpikir, maka akan aku katakan “Utarakanlah rasa cintamu sebelum waktu membunuhmu!” Hal yang paling substansial adalah apa yang telah dikatakan oleh para filsuf dan psikolog tentang cinta, bahwa “Cinta adalah naluri...

Ya, begitu para filsuf dan tokoh psikologi berkata. Manusia memiliki cinta dalam dirinya, cinta sebagai naluri dasar. Dan kapan cinta itu tumbuh, hanya diri kita yang tahu. Karena terkadang cinta tumbuh dengan sendirinya, dan terkadang pula cinta itu kita tumbuhkan sendiri. Tak ada yang salah dari kedua cara tumbuhnya cinta tersebut, hanya bagaimana kita mengeksekusi cinta yang kita miliki setelah cinta itu tumbuh. Maka, sebijak mungkin kita mengeksekusi cinta yang ada. Karena cinta itu indah dan membahagiakan.
Stay romantic!


2 comments:

Sukanitha mengatakan...

Entah dari mana ini bisa terjadi, aku tetap setuju dengan bang gibral, bahwa:

Cinta Tidak Datang Dari Keakraban yg lama
Atau karna Pendekatan yg Tekun
Cinta Adalah Kecocokan Jiwa
Cinta Tidak akan pernah tercipta dalam Hitungan Tahun bahkan Abad

Like This Banged ka Tulisannya,,

Kk hebat,!!! Mengenaskan sekali saat ini cintaku hanya menjadi bulan-bulanan bawah sadar yang hanya berani masuk dalam mimpi dan buaian air mata heheheee

Ahmad Ragen mengatakan...

Terimakasih Yunita atas apresiasinya.. Semoga cintamu bisa bangkit dan tidak diredam dengan tangis dan mimpi pada alam bawah sadar.. :)

Diberdayakan oleh Blogger.