1 Januari 2013,
Manusia selalu
mencari momentum, mencari waktu istimewa dimana pada waktu itu mereka bisa
membuat kesepakatan dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan yang mereka
miliki. Dua orang yang berpacaran, mereka mendapati momentum pada hari jadi,
mereka membuat kesepakatan untuk melupakan kesalahan masa lalu, merayakan masa
kini dan bersepakat untuk menikah di masa depan. Momentum! Lalu apakah momentum
itu hadir atau bisa dihadirkan?
Momentum tahun baru
2013, aku bersepakat serupa kalian untuk ikut merayakan pada masa dimana tahun
itu berganti. Maka aku memilih untuk merayakannya di Jakarta bersama Jokowi,
pikirku. Semula aku berharap ada ‘orang’ yang mau menemaniku menjalani
kesepakatan itu, tapi rupanya hanya rekan-rekan wartawan. Berdesakan diantara
ratusan ribu orang, beradu sesak dan keringat, lalu basah kuyup diguyur hujan
berjam-jam. Oh, perayaan model apa ini! Dan saat detik pergantian tahun itu terjadi. Aku bahkan
tak mendapati Jokowi, hanya sekali saat ia melintas lalu hilang dikepung massa.
Dan seperti yang bisa diduga, saat kembang api pertama di tahun 2013 aku
saksikan, aku berdiri sendiri diantara ratusan ribu orang yang tak aku kenal
sama sekali.
Momentum! Aku bahkan seolah tak mendapati momentum pergantian tahun 2013 itu kemarin. Maka aku tak berhasil mendapati makna dari kesepakatanku dengan masa kini. Tinggal masa lalu dan masa depan. Namun dua momentum waktu tersebut aku pikir aku belum siap untuk bersepakat. Bahkan momentum saat pergantian tahun itu rasanya karena masih bagian dari rutinitas, maka kegagalanku bersepakat dengan masa lalu dan masa depan pada momentum pergantian tahun, juga karena terjebak pada rutinitas.
Momentum! Aku bahkan seolah tak mendapati momentum pergantian tahun 2013 itu kemarin. Maka aku tak berhasil mendapati makna dari kesepakatanku dengan masa kini. Tinggal masa lalu dan masa depan. Namun dua momentum waktu tersebut aku pikir aku belum siap untuk bersepakat. Bahkan momentum saat pergantian tahun itu rasanya karena masih bagian dari rutinitas, maka kegagalanku bersepakat dengan masa lalu dan masa depan pada momentum pergantian tahun, juga karena terjebak pada rutinitas.
Bilakah sesaat saja
aku bisa keluar dari rutinitas, lalu dengan pikiran yang tenang aku membuat
kesepakatan dengan masa lalu dan masa depan.. Bahwa kita selalu punya
kesepakatan pada setiap momentum!
Selamat Tahun Baru
2013!
0 comments:
Posting Komentar