06 Januari 2013

Tahun Baru, Wajah Baru?


1 Januari 2013,
Manusia selalu mencari momentum, mencari waktu istimewa dimana pada waktu itu mereka bisa membuat kesepakatan dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan yang mereka miliki. Dua orang yang berpacaran, mereka mendapati momentum pada hari jadi, mereka membuat kesepakatan untuk melupakan kesalahan masa lalu, merayakan masa kini dan bersepakat untuk menikah di masa depan. Momentum! Lalu apakah momentum itu hadir atau bisa dihadirkan?


Momentum tahun baru 2013, aku bersepakat serupa kalian untuk ikut merayakan pada masa dimana tahun itu berganti. Maka aku memilih untuk merayakannya di Jakarta bersama Jokowi, pikirku. Semula aku berharap ada ‘orang’ yang mau menemaniku menjalani kesepakatan itu, tapi rupanya hanya rekan-rekan wartawan. Berdesakan diantara ratusan ribu orang, beradu sesak dan keringat, lalu basah kuyup diguyur hujan berjam-jam. Oh, perayaan model apa ini! Dan saat  detik pergantian tahun itu terjadi. Aku bahkan tak mendapati Jokowi, hanya sekali saat ia melintas lalu hilang dikepung massa. Dan seperti yang bisa diduga, saat kembang api pertama di tahun 2013 aku saksikan, aku berdiri sendiri diantara ratusan ribu orang yang tak aku kenal sama sekali.

Momentum! Aku bahkan seolah tak mendapati momentum pergantian tahun 2013 itu kemarin. Maka aku tak berhasil mendapati makna dari kesepakatanku dengan masa kini. Tinggal masa lalu dan masa depan. Namun dua momentum waktu tersebut aku pikir aku belum siap untuk bersepakat. Bahkan momentum saat pergantian tahun itu rasanya karena masih bagian dari rutinitas, maka kegagalanku bersepakat dengan masa lalu dan masa depan pada momentum pergantian tahun, juga karena terjebak pada rutinitas.

Bilakah sesaat saja aku bisa keluar dari rutinitas, lalu dengan pikiran yang tenang aku membuat kesepakatan dengan masa lalu dan masa depan.. Bahwa kita selalu punya kesepakatan pada setiap momentum!

Selamat Tahun Baru 2013!

0 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.