Rabu (30/1), sekitar
pukul 18.30 WIB aku tiba di Gedung DPP PKS, Jalan Tb Simatupang, Jakarta
Selatan. Usai salat magrib di mushala belakang, aku langsung menuju ke dalam
gedung partai berlambang bulan sabit itu. Ada yang beda memang dengan markas
PKS, saat membuka pintu utama gedung, aku langsung dihadapkan pada ruang
mushala. Ya, ruang pertama yang terlihat adalah mushala. Tepatnya bukan ruang,
tetapi lantai dasar yang disulap jadi mushala. Jauh berbeda dengan kantor DPP lain,
Demokrat, PDIP, Hanura, PPP atau yang lainnya. Bahkan Demokrat aku baru dapati
mushalanya di bagian atap gedung.
Malam itu aku masih
belum mengerti mengapa kantor memintaku ke DPP PKS. Intruksinya akan ada
konferensi pers dari PKS terkait penangkapan 2 orang oleh KPK pada hari
sebelumnya di Hotel Le Meredian. Saat di DPR siang tadi, kawan-kawan (wartawan)
pun sudah mulai menanyakan pada Hidayat soal apakah kader PKS terlibat dalam
kasus itu, tapi jelas saja dibantah.
Aku tanyakan langsung ke internal PKS apakah benar akan ada konferensi pers, jawabannya ‘saya baru kali ini ngeliat begitu banyak wartawan dikerjai info2 ga jelas. Tadi ada isu KPK ke DPP, terus ke rumah Anis Mata, nanti kemana lagi tuh?’. Sepertinya benar. Aku konfirmasi ke kantor, tapi tetap saja memintaku jaga markas PKS. Keraguanku atas info ini juga karena tak ada satu mediapun yang menyebut penangkapan KPK terkait PKS.
Aku tanyakan langsung ke internal PKS apakah benar akan ada konferensi pers, jawabannya ‘saya baru kali ini ngeliat begitu banyak wartawan dikerjai info2 ga jelas. Tadi ada isu KPK ke DPP, terus ke rumah Anis Mata, nanti kemana lagi tuh?’. Sepertinya benar. Aku konfirmasi ke kantor, tapi tetap saja memintaku jaga markas PKS. Keraguanku atas info ini juga karena tak ada satu mediapun yang menyebut penangkapan KPK terkait PKS.
Sampai akhirnya,
sekitar isya aku dihubungi redaktur KPK;
“Gini bal, informasinya yang ditangkap itu AF ‘Ahmad
Fathanah’. Kabarnya itu sesprinya Luthfi Hasan Ishaaq (Presiden PKS). Dia nerima
uang 1 Miliyar terus ketemu mahasiswi di Hotel Le Meredian. Mereka ketangkap
KPK lagi transaksi. Nah, nanti jam 7 KPK mau prescon soal penangkapan itu.
Kalau ternyata benar Luthfi Hasan Ishaaq yang tersangkut, mungkin PKS mau
langsung konferensi pers. Terus sekarang ini KPK udah ada di DPP PKS, kamu
pantau-pantau aja kali ada mobil KPK di depan. Skenarionya nanti mereka bakal
masuk, tutup semua gerbang kantor dan bisa jadi langsung nahan Luthfi..” ucapnya
di telepon.
Degh! Baru aku
mengerti. Karena penasaran, aku langsung berjalan ke depan gedung. Sekedar cari
warung untuk beli roti dan pantau-pantau kalau-kalau benar ada mobil KPK. (Aku
pernah ikut penggeledahan di MNC Tower, KPK selalu pakai mobil merk innova atau
avanza).
Baru sekitar 10 meter
dari gerbang aku melihat ada orang berbatik yang duduk di pinggir jalan di
samping mobil Innova. Setelah melewati mobil yang lampu dalamnya dimatikan itu,
ternyata di dalam mobil itu ada sekitar 3 orang. Aku tak begitu jelas
melihatnya, karena lampu mobil mati. Cuek aku berjalan menuju warung, dari
warung aku kembali melewati mobil itu. Dan ternyata salah seorang dari mobil
sedang membuka pintu, dan yang tadi di luar gantian masuk ke dalam. “Iya, itu KPK bal,” kata redaktur.
Wah! Ya sudahlah..
Sudah pasti Luthfi Hasan yang dimaksud KPK! (Aku tahu info A-1 yang didapat
kantor selalu akurat). Maka setelah pantau kondisi luar, aku bergerak masuk
kembali ke dalam gedung markas PKS itu. Di salah satu ruangan di lantai 1, para
petinggi PKS masih melakukan rapat pleno DPP PKS. Rapat tertutup yang dimulai
sejak siang itu dipimpin Luthfi Hasan, Hidayat Nur Wahid dan Anis Mata. Beberapa
anggota DPR FPKS aku lihat ada juga di dalam.
Pukul 19.15 WIB, KPK
gelar konferensi pers. "Kita temukan dua alat bukti yang cukup yang bisa dikaitkan dengan salah satu anggota DPR atas nama LHI," kata Jubir KPK, Johan
Budi. Nah loh! Dan LHI yang disebut KPK sudah pasti sang Presiden PKS, Luthfi
Hasan Ishaaq! Karena tak ada dari 560 anggota DPR yang berinisial LHI selain
Luthfi Hasan Ishaaq.
Saat itu di markas
PKS baru ada sekitar 6 orang wartawan, mereka berada di luar, sementara aku dan
seorang dari Tempo menunggu di depan ruang rapat. “Bal, ini udah tersangka. Kamu terobos aja ke dalam jangan nunggu lagi!,’
kata kantor. Wah, gila ini.. Nggak mungkin lah, karena rapat dijaga dan di
dalam petinggi PKS sedang rapat. Kalau terobos masuk untuk sekedar minta
komentar Lutfi Hasan cuma bikin keributan di dalam. Akhirnya karena nggak ada
pilihan, akhirnya aku menunggu di luar sambil menanya2 ke orang yang keluar
masuk ruangan. Tapi dengan menunggu resikonya wartawan akan lebih banyak yang
datang, padahal kami tahu lebih dulu.
“Mas, sebentarlah minta ustad Luthfi keluar
dulu untuk kasih statement,” kataku pada petugas yang jaga pintu.
“Nggak mungkin mas, presiden itu tertinggi. Protapnya
nggak mungkin,” ucapnya segan dengan
Luthfi.
Akhirnya aku sms
Luthfi Hasan Ishaaq yang ada di dalam, karena telfon tak diangkat. “Aslm ustadz. Afwan menggangu, mohon berkenan
menemui wartawan sebentar di luar ruang rapat untuk kasih statement,”. Tapi
SMS-ku tak dibalas, pun Luthfi tak mau keluar ruangan. Aku juga hubungi via BBM
dan SMS beberapa anggota DPR FPKS yang ada di dalam. Biasanya mereka dengan
sangat mudah menjawab, tapi kali ini bungkam semua. Panik mereka!
Sesekali pintu
ruangan rapat terbuka karena ada yang keluar masuk. Aku lihat rapat sepertinya
berlangsung sangat serius, lebih tepatnya tegang. Aku yakin mereka sudah
mengetahui penetapan Luthfi Hasan sebagai TERSANGKA, karenanya aku yakin juga rapat
di dalam pasti membahas soal kasus itu, bukan rapat persiapan Pemilu seperti
yang dibilang Hidayat Nur Wahid sebelumnya.
Wartawan makin ramai
datang ke markas PKS, saat konferensi pers KPK soal LHI masih berlangsung.
Termasuk TVOne dan MetroTV yang biasanya lebih dulu tahu info-info A-1 sepert
ini, kali ini mereka datang malah setelah prescon KPK.
Pukul 20.00 WIB,
rapat selesai. Luthfi Hasan dan beberapa petinggi partai keluar ruangan. Saat
ditanya soal penetapan tersangka, Luthfi cuma jawab: ‘Saya belum mau berkomentar, saya pelajari dulu apa yang terjadi,” kata
Luthfi sambil berjalan masuk ke dalam lift. Haduh! Harusnya yang belajar dulu itu
kita (wartawan), soal suap impor daging sapi itu gimana ceritanya. Aku
meyakini, KPK tak akan meleset menetapkan seseorang jadi tersangka. KPK selalu punya
bukti yang kuat dan tak terbantahkan! Presiden PKS itu pasti korupsi (pasal suap),
karenanya sudah ditetapkan Tersangka!
Next story: Malam Syahdu
Presiden PKS #2
5 comments:
ini fiksi apa asli terjadi? :)
Ada link berita di tulisan di atas yang bisa dibuka. Silakan diklik. Beberapa saya yang menulis.. :)
nunggu part 2 nya nih a, kapan di posting? :-)
Sudah noy, baru saja.. Terimakasih sudah membaca.. :)
Korupsi sedang marak terjadi,kapan ya negara kita bebas dari korupsi
Posting Komentar