19 Agustus 2012

Malam 1 Syawal; Dermaga dan Ironi Lautan



23.27 p.m.

Malam takbir, aku memilih untuk berada di sisi laut yang tenang, mencari ruang dimana jika aku berdiri aku dapat melihat ketakberbatasan alam. Maka pada garis ketakberbatasan itu aku berharap dapat melihat diriku. Ya, laut.. Namun diantara ombak yang tak terdengar bergelombang, di sekitarkku justru terdengar pikuk oleh puluhan kembang api dan petasan. Wushh... Darr..!!!  Darr..!!!  Satu persatu api itu melambung cepat ke langit gelap dan membentuk pecahan kembang berwarna biru merah dan kuning, memecah diri, bermanuver lalu habis. Seolah api-api kecil itu saling berkejaran berterbangan setinggi mungkin lalu meledakkan diri membentuk formasi bunga api. Wushh... Darr..!!!  Darr..!!! Terus menerus berderu di atas langit, semacam tengah dipertontonkan kepadaku sebuah  perayaan agung para kaum urban yang jengah dengan kepenatan.
Diberdayakan oleh Blogger.