15 Februari 2013

Drama Penangkapan Presiden PKS #3



Kamis, 31 Januari 2013

Malam makin larut, dan ada yang tak aku sadari. Sejak pagi aku belum makan nasi.. Duh! Akhirnya aku dan seorang rekan dari Tempo berjalan keluar mencari makan, tapi di sekitar kantor PKS itu makanan pinggir jalan sudah tutup, hanya ada pedagang jagung bakar. Akhirnya setelah membeli beberapa jagung bakar, kami makan itu di pelataran gedung DPP PKS bersama wartawan lain.

Pukul 01.30 WIB, kawan-kawan pamit pulang lebih dulu. Tapi aku masih enggan pulang, karena aku melihat mobil Anis Matta masih terparkir di halaman depan. Plat RFS, itu mobil wakil ketua DPR. Hanya menyisakan aku dan kru Metro TV, mereka ada 3 orang termasuk kameramen dan reporter.

Satu jagung yang aku makan tadi masih membuatku lapar, maka aku kembali berjalan menuju tempat jagung bakar tadi. Tapi sial, pedagang itu sudah tutup. Sempat terpikir untuk pergi sebentar dengan motor mencari makan, tapi aku khawatir Anis Matta keluar. Dan hanya ada satu wartawan tak menjamin aku bisa mendapatkan transkrip wawancaranya, bisa jadi ia sudah pulang saat aku kembali. Maka aku urungkan.

Aku terlibat obrolan dengan kru Metro TV, kenalan dan berbincang santai. “Oh, jadi lu bang yang bikin korlip (koordinator liputan) gw panik. Kalau berita detik udah naik, gw deh yang disuruh geser-geser..” kata reporter muda MetroTV itu, Reggi, setelah mengetahui namaku dan asal dari detik.
“Hahaa.. Ya namanya media online, semua informasi langsung naik jadi berita,” kataku.
“Ah, parah lu bang..” lanjutnya tertawa.
“Gw lapar euy.. Jagung bakar di depan dah cabut. Ga ada yang jualan lagi,” kataku.
“Udah makan?”
“Belum isi nasi gw dari pagi, cuma roti,” jawabku.

“Itu masih ada kan di mobil,” kata si kameramen menimpali.
“Sebentar gw ambilin,” lanjut Reggi. Ia berjalan ke mobil dan kembali dengan sekotak nasi hokben.
“Ini bang, nggak ada yang makan,” ucapnya.
“Wah, serius lo? Lo dah pada makan?”
“Udah, kita udah makan semua. Ini sisanya nggak kemakan,”
“Ya dah gw makan ya,”
“Iya gw ambilin untuk lo makan bang..” kata Reggi.

Ah, nikmat betul nasi itu. Kru TV memang selalu ada jatah makan dalam setiap liputan. Setiap kali mereka liputan kan selalu membawa mobil, dan disediakan makan. Beda dengan wartawan koran atau online, kita makan di sela-sela liputan. Cari tempat makan sendiri.

Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB. Aku masih makan dan ngobrol santai sambil duduk-duduk di depan gedung DPP PKS. Wartawan Metro TV itu baru beberapa bulan jadi wartawan, ia juga tampaknya kurang begitu menguasai masalah karena memang wartawan TV jarang ada yang ngepos. Wartawan koran atau online bisa ditempatkan di suatu pos seperti DPR, KPK, Mabes untuk waktu yang lama, sementara wartawan TV liputan mereka tergantung korlip. Hari ini bisa liputan kriminal, besok politik, lusa hukum.

Tiba-tiba di tengah asyiknya obrolan dan makan malam itu, Anis Matta keluar dari gedung PKS. Langsung saja aku berdiri bersama rekan baru itu.

“Wah, ini kok belum pulang?” tanya Anis Matta didampingi seorang anggota fraksi Aboe Bakar.
“Nunggu ustad, kan masih ada di sini,” kataku.
"Udah makan?" tanyanya lagi.
"Ini lagi ustad, hehe,"
"Kalau belum ada itu.. (menunjuk KFC yang baru dipesan sebelumnya)," kata Anis Matta.
"Udah ustad.."
“Terus ada apa lagi?” tanyanya.
“Ustad, tanya sedikit lagi ya..” kataku. Sementara kameramen Metro mempersiapkan untuk menyalakan kameranya.
“Apa?”
“Ustad, ini ustad Hilmi sudah tersangka, kabarnya posisi presiden PKS ditangan ustad?” tanyaku.
“Nggak, kan tergantung majelis syuro nanti yang menentukan..” jawabnya.

(wawancara dengan Anis Matta, bisa  dilihat disini).

Usai wawancara santai dengan Anis Matta, akhirnya mereka pulang. Aku masih bertahan di gedung PKS bersama kru Metro. “Bang, lu nggak pulang?” tanya Reggi.
“Nunggu aja ah, siapa tahu ada hal lain. Lagian besok gw diliburin, kalau liputan ampe tengah malem gini besoknya pasti libur,” kataku.
“Oh.. Kalo gw nunggu live jam 5 nanti,” ucapnya.

Malam makin hening. Dan tak terasa kantuk mulai menyergap, aku duduk disalah satu sisi pelataran gedung PKS. Tepatnya di samping meja satpam dimana si Regii dan satpam ngobrol santai. Tapi aku mengantuk, lalu tertidur beberapa menit, bangun, lalu tidur lagi sambil duduk. Sampai aku mendengar adzan subuh. Akhirnya aku masuk ke dalam gedung dan shalat bersama beberapa orang pengurus kantor PKS yang memang masih berada di situ.

Pukul 06.00 WIB, aku pergi meninggalkan gedung PKS. Sementara kru Metro masih ada distu, mereka masih menunggu untuk live berikutnya. [end]

Satu lagi pelajaran dan pengalaman berharga. Tak ada yang membayangkan orang nomor 1 di PKS ini akan ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan KPK. (Meski beberapa wartawan sudah memprediksi). Tapi kita tidak tahu skenario atau intrik apa yang ada di dalamnya. Tuhan sedang menunjukkan, 'apa yang menurutmu baik, belum tentu baik.."

-Anis Matta-

3 comments:

Noyalita Khadij mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Noyalita Khadij mengatakan...

wow..

a, 13.30 itu maksudnya 01.30 kan? :-p

Ahmad Ragen mengatakan...

eh, iya.. salah tulis jam.. hehehe

Diberdayakan oleh Blogger.